Ayah dan bunda, merasa
gak sih kebingungan dalam mentukan pola asuh yang sesuai dengan anak. Kondisi
parenting masa kini yang sangat berkembang ternyata juga memberikan banyak
pilihan dari menawarkan versi barat dan bintang, versi timur atau versi berbasis
agama…semuanya telah terbukti dengan model-model kesuksesan ketika pola asuh
tersebut sudah dijalankan terdahulu. Kalau saya sih merasanya jadi bingung…bikin
galau (hadeh si ibu kok ya masih aja ketularan bahasa gaul). Kalau semuanya
baik..terus bagaimana yang harusnya diterapkan untuk anak saya…mana yang paling
baik.
Ketika di masa kegalauan
inilah kemudian saya menemukan jawabannya dengan tidak sengaja yaitu ketika
membaca buku teori manajemen SDM…jadi buku yang sebenanrnya gak nyambung dengan
parenting. Bukunya lumayan agak tebal dan benar-benar buku teori (buku yang
bisa dijadikan acuan dalam penyusunan karya ilmiah). Jenis buku yang bisa
digunakan untuk menemani tidur (karena saking tebelnya membuat si pembaca
membaca sambil tertidur). Isinya sebagian besar (392 halaman) membahas mengenai
majamen SDM (sumber daya manusia) termasuk diantaranya adalah penerapan gaya
kepemimpinan situasional. Jadi wajar saja kalau tidak benar-benar membaca dan
memperhatikan isi bukunya tidak akan menemukan bahwa buku tersebut memberikan
satu petunjuk bagaimana penerapan pola asuh yang sebaiknya pada anak. (bingung
ya kok sepertinya isi buku dari pengelolaan SDM perusahaan menjadi petunjuk
penerapan pol asuh yang efektif. Setelah saya membaca (alias memperhatikan
dengan lebih seksama dan menahan rasa kantuk) terseliplah 4 halaman membahas
mengenai penerapan pola asuh yang efektif.
Dalam buku tersebut mengulas
bahwa gaya kepemimpinan situasional merupakan gaya kepemimpinan yang
disesuaiakn antara tugas dan hubungan, serta gaya yang dikaitkan dengan tingkat
kematangan para bawahannya. Apabila pemimpin menentukan secara tepat kondisi
pegawai serta menyesuaikan kebutuhannya dengan gaya yang tepat, maka pegawai
akan merasa senang dan dihargai dalam melakukan setiap tugas yang telah
diberikan pimpinan kepadanya (Bass, 1980). Hal sama juga berlaku pada cara
bagaimana seorang orang tua membimbing, serta mendidik anak bahwa kita sebagai
orangtua (layaknya seorang pemimpin perusahaa) harus memahami bagaimana
karakter si anak (termasuk diantaranya perkembangan dan kemampuan anak),
bagaimana situasi yang dihadapi, bobot input serta bagaimana karakter orang tua
itu sendiri (4 dimensi gaya kepemimpunan yang disesuaikan dengan pola asuh
orang tua)
Isi buku tersebut
sangat sesuai dengan kondisi ketika suatu saat saya sedang kebingungan mencoba
mencari tahu pola asuh yang seharusnya diterapkan ke anak…ternyata jawabannya bukan
pada jenis pola asuh tapi bagaimana saya harus memperhatikan 4 dimensi
tersebut. Entah pola asuh barat dan pola asuh timur maupun berbasis keagamaan yang memberikan rumusan dan
masing-masing sudah dibuktikan dengan keberhasilan masing-masing membuat saya
sebagai orang tua teriming-imingi (masih mencoba mencari padanan kata dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar) dengan keberhasilan si model.
Istilahnya..”kalau pola asuh seperti ini maka kelak anda akan mendapatkan model
kesuksesan seperti ini”. Kenyataannya, karakter anak belum tentu sesuai dengan
model pola asuh tersebut. Demikian pula ketika kondisi, input yang dimasukkan
ke anak dan karakter orangtua sendiri.
Mungkin kalau bisa
dijadikan suatu masukan bagi diri sendiri untuk saat sekarang… hanya-lah mampu
dilakukan sebagai orangtua adalah menginput diri sendiri, sembari mengenali
anak, dan mengamati lingkungan. Tidak lupa banyak berdoa…(sambil menghirup
napas dalam-dalam supaya lebih meresap dalam hati). Amien…