Selasa, 29 November 2011

Saat Galau-nya Orang Tua Memilih Pola Asuh


Ayah dan bunda, merasa gak sih kebingungan dalam mentukan pola asuh yang sesuai dengan anak. Kondisi parenting masa kini yang sangat berkembang ternyata juga memberikan banyak pilihan dari menawarkan versi barat dan bintang, versi timur atau versi berbasis agama…semuanya telah terbukti dengan model-model kesuksesan ketika pola asuh tersebut sudah dijalankan terdahulu. Kalau saya sih merasanya jadi bingung…bikin galau (hadeh si ibu kok ya masih aja ketularan bahasa gaul). Kalau semuanya baik..terus bagaimana yang harusnya diterapkan untuk anak saya…mana yang paling baik.

Ketika di masa kegalauan inilah kemudian saya menemukan jawabannya dengan tidak sengaja yaitu ketika membaca buku teori manajemen SDM…jadi buku yang sebenanrnya gak nyambung dengan parenting. Bukunya lumayan agak tebal dan benar-benar buku teori (buku yang bisa dijadikan acuan dalam penyusunan karya ilmiah). Jenis buku yang bisa digunakan untuk menemani tidur (karena saking tebelnya membuat si pembaca membaca sambil tertidur). Isinya sebagian besar (392 halaman) membahas mengenai majamen SDM (sumber daya manusia) termasuk diantaranya adalah penerapan gaya kepemimpinan situasional. Jadi wajar saja kalau tidak benar-benar membaca dan memperhatikan isi bukunya tidak akan menemukan bahwa buku tersebut memberikan satu petunjuk bagaimana penerapan pola asuh yang sebaiknya pada anak. (bingung ya kok sepertinya isi buku dari pengelolaan SDM perusahaan menjadi petunjuk penerapan pol asuh yang efektif. Setelah saya membaca (alias memperhatikan dengan lebih seksama dan menahan rasa kantuk) terseliplah 4 halaman membahas mengenai penerapan pola asuh yang efektif.
Dalam buku tersebut mengulas bahwa gaya kepemimpinan situasional merupakan gaya kepemimpinan yang disesuaiakn antara tugas dan hubungan, serta gaya yang dikaitkan dengan tingkat kematangan para bawahannya. Apabila pemimpin menentukan secara tepat kondisi pegawai serta menyesuaikan kebutuhannya dengan gaya yang tepat, maka pegawai akan merasa senang dan dihargai dalam melakukan setiap tugas yang telah diberikan pimpinan kepadanya (Bass, 1980). Hal sama juga berlaku pada cara bagaimana seorang orang tua membimbing, serta mendidik anak bahwa kita sebagai orangtua (layaknya seorang pemimpin perusahaa) harus memahami bagaimana karakter si anak (termasuk diantaranya perkembangan dan kemampuan anak), bagaimana situasi yang dihadapi, bobot input serta bagaimana karakter orang tua itu sendiri (4 dimensi gaya kepemimpunan yang disesuaikan dengan pola asuh orang tua)

Isi buku tersebut sangat sesuai dengan kondisi ketika suatu saat saya sedang kebingungan mencoba mencari tahu pola asuh yang seharusnya diterapkan ke anak…ternyata jawabannya bukan pada jenis pola asuh tapi bagaimana saya harus memperhatikan 4 dimensi tersebut. Entah pola asuh barat dan pola asuh timur maupun berbasis keagamaan yang memberikan rumusan dan masing-masing sudah dibuktikan dengan keberhasilan masing-masing membuat saya sebagai orang tua teriming-imingi (masih mencoba mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar) dengan keberhasilan si model. Istilahnya..”kalau pola asuh seperti ini maka kelak anda akan mendapatkan model kesuksesan seperti ini”. Kenyataannya, karakter anak belum tentu sesuai dengan model pola asuh tersebut. Demikian pula ketika kondisi, input yang dimasukkan ke anak dan karakter orangtua sendiri.

Mungkin kalau bisa dijadikan suatu masukan bagi diri sendiri untuk saat sekarang… hanya-lah mampu dilakukan sebagai orangtua adalah menginput diri sendiri, sembari mengenali anak, dan mengamati lingkungan. Tidak lupa banyak berdoa…(sambil menghirup napas dalam-dalam supaya lebih meresap dalam hati). Amien…